Kebijakan Pemerintah
Indonesia Sampai Tahun 1950
·
Kebijakan Pemerintah Pada Bidang Ekonomi
Keadaan ekonomi awal kemerdekaan:
1) keadaan Ekonomi Memburuk.
2) Inflasi tinggi diakibatkan peredaran uang
jepang tidak terkendali.
3) Indonesia belum memiliki Uang yang sah.
4) Blokade ekonomi oleh Belanda dengan tujuan
a. Mencegah masuknya senjata militer ke
Indonesia.
b. Mencegah penjualan hasil kebun Belanda.
c. Melindungi Indonesia dari bangsa lain
selain Belanda
·
Cara Pemerintah Mengatasi Kesulitan Moneter
Cara pemerintah mengatasi kesulitan Moneter:
1) Melakukan pinjaman Nasional
2) Oktober 1946 mengeluarkan Uang kertas
yaitu Oeang Repoeblik Indonesia (ORI).
3) membentuk Bank Negara Indonesia 1 November
1946, sebelumnya terbentuk Bank Repoblik Indonesia (Shomin Ginko), Tugas Bank
Negara mengatur nilai tukar ORI terhadap Valuta asing
·
Cara Menembus Blokade
Ekonomi:
1) Usaha Politis dengan
India yang aktif membantu Indonesia di forum Internasional, Indonesia Mengirim
500.000 ton beras dan dijanjikan bahan pakaian oleh India.
2) Usaha ekonomis melakukan perdagangan
langsung dengan pihak luar negeri: a) BTC (Banking and Trading
Corporation) swasta melakukan hubungan dengan pengusaha swasta Amerika
Serikat Isbrantsen Inc, namun diketahui Belanda dan
kapal Marti Behrman yang mengangkut barang Indonesia disita
muatannya. b) membentuk perwakilan Indonesia yaitu Indonesia Office
(Indoff) di Singapura memperjuangkan politik luar negeri sekaligus
mengusahakan penembusan Blokade Ekonomi oleh Belanda. c) membentuk Kementrian
Pertahanan Usaha Luar Negeri (KPULN) untuk membeli perlengkapan angkatan perang
dan usaha memasukannya ke Indonesia.
·
Cara Pemerintah Mengatasi Masalah Ekonomi
Mengatasi masalah Ekonomi:
1)
konferensi ekonomi di Solo 6 Mei 1946:
a)
Hatta merekomendasikan rehabilitasi pabrik-pabrik gula yang merupakan bahan
ekspor penting.
b) Perusahaan pengahasil barang ekspor harus
dikuasai negara.
2)
Pembentukan Badan Perancang Ekonomi (Planning Board) 19
Januari 1947 inisiatif Mentri Kemakmuran Dr. A.K. Gani, tugasnya
mengkoordinasi dan merasionalisasi semua cabang produksi dalam bentuk badan
hukum seperti BPPGN (Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara) dan
PPN (Perusahaan Perkebunan Negara), Mentri Gani menyampaikan
rencana 10 tahun: 1) semua bangunan umum, perkebunan dan industri yang ada
sebelum perang menjadi milik negara terlaksana 1957. 2) Bangunan penting milik
asing di nasionalisasikan dengan ganti rugi. 3) perusahaan milik jepang disita
sebagai ganti rugi terhadap RI. 4) Perusahaan modal asing lainnya dikembalikan
kepada yang berhak stelah diadakan perjanjian Repoblik Indonesia dan Belanda.
untuk membiayai pembangunan 10 tahun dari penanaman modal asing dan pinjaman
dalam dan luar negeri, namun tidak terealisasikan.
3) Plan Kasimo, diperkenalkan
oleh mentri ekonomi I.J. Kasimo yang merupakan usaha swasembada pangan dengan
pelaksanaan yang praktis dan juga dilakukan Transmigrasi.
·
Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang
Birokrasi
Birokrasi
berasal dari kata bureau berarti kantor dan carcy yang
berarti pemerintahan jadi birokrasi adalah organisasi pemerintahan melalui
Kantor-kantor diantaranya:
1)
membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Provinsi yang dipimpin gubernur, yaitu:
1.
Sumatra (Teuku Muhammad Hasan)
2.
Jawa Barat (Sutarjo Kartohadikusumo)
3.
Jawa Tengah (R. Panji Suroso)
4.
Jawa Timur (R.M. Suryo)
5.
Sunda Kecil/Nusa Tengara (Mr. I Gusti Ketut Puja)
6.
Maluku (Mr. J. Latuharhary)
7.
Sulawesi (Dr. G.S.S.J. Ratulangi)
8.Kalimantan(Ir.PangeranMuhammadNoor).

·
Membentuk Komite Nasional
Atas masukan Sultan Syahrir
ketua BP-KNIP 3 November 1945 dikeluarkan Maklumat Politk ditandantangani
Wapres isinya:
1) Dibentuk Partai Politk,
diantaranya Masyumi (Majelis Syura Muslimin Indonesia), PNI (Partai
Nasional Indonesia), PKI (Partai Komunis Indonesia), PBI(Partai
Buruh Nasional), Partai Katholik, Partai Kristen, Partai Rakyat
Sosialis.
2) Partai Politik harus tersusun sebelum
pemilihan Badan Perwakilan Rakyat Januari 1946. Hasil kerja BP-KNIP:
1) Kedudukan Komite
Nasional.
2) Pembentukan Partai
Politik.
3) Bekerja sama dengan
Pemerintah mengenai politik dalam dan luar negeri.
4) Usul perubahan
pemerintahan lama:
a. Pertanggung jawaban
kementrian.
b. Susunan Kementrian
Baru.
5) KNIP menjalankan tugas
sebagai MPR dan sistem pemerintahn berubah dari Presidensial menjadi
Parlementer.
3) Membentuk Departemen dan
Para Menteri, 19
Agustus 1945 dibentuk panitia kecil yang diketuai oleh Ahmad Subardjo hasilnya:
1) Menteri Dalam Negeri
(R.A.A. Wiranata Kusumah),
2) Menteri Luar Negeri (Mr.
Ahmad Suebardjo),
3) Menteri Keuangan (Mr.
A.A. Maramis),
4) Menteri Kehakiman (Prof.
Mr. Dr. Supomo),
5) Menteri Kemakmuran (Ir.
Surahman T. Adisujo),
6) Menteri Keamanan Rakyat
(Supriyadi),
7) Menteri Kesehatan (Dr.
Buntaran Martoadmodjo),
8)
Menteri Pengajaran (Ki. Hanjar Dewantara),
9) Menteri Penerangan (Mr. Amir Syarifuddin),
10) Menteri Sosial (Mr. Iwa
Kusuma Sumatri),
11) Menteri Pekerjaan Umum
(Abikusno Cokrosujoso),
12) Menteri Perhubungan
(Abikusno Cokrosujoso),
13) Menteri Negara (Wachid
Hasyim),
14) Menteri Negara (Dr. M.
Amir),
15) Menteri Negara (Mr. R.
M. Sartono),
16) Menteri Negara (R. Otto
Iskandardinata)
·
Hubungan Pusat dan Daerah
Hubungan Pusat dan Daerah yaitu untuk meningkatkan kehidupan
rakyat yang sejahtara, adil dan makmur dengan struktur pemerintah pusat dibantu
oleh pemerintah daerah yang diketua Gubernur dan dibantu oleh Bupati yang
berkuasa atas pemerintahan kabupaten dibantu oleh Camat dan Desa
·
Kebijakan Pemeruntah Pada Bidang Militer
Kebijakan Pemerintah
di Bidang Militer,
1) 5 Oktober 1945 dibentuk
Badan Keamanan Rakyat dengan Pemimpin Supriyadi,
2) 18 Desember 1945,
Sudirman diangkat sebagai panglima besar Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
berpangkat Jendral,
3) Januari 1946 TKR menjadi
TRI (Tentara Republik Indonesia),
4) Juni 1947 TRI menjadi
TNI (Tentara Nasional Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar